Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkap rencana untuk pembangunan jalur transmisi baru menyusul penambahan impor listrik hijau oleh tujuh perusahaan Singapura.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengatakan, pemerintah membuka opsi penambahan jaringan transmisi baru, kendati pembangkit listrk tenaga surya (PLTS) masih berada di wilayah Kepulauan Riau, dan sekitar Sumatra.
"Tapi ya memang kalau kita lihat, bukan pakai jalurnya yang sudah ada sekarang. Bikin jalur baru ya," kata Rachmat di sela-sela Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Kamis (5/9/2024).
Dia menyebut, pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah Singapura untuk mencari dan memastikan jalur transmisi baru tersebut tidak mengganggu jaringan lainnya.
Namun, terkait kebutuhan lebih lanjut pemerintah masih menunggu studi kelayakan lahan yang sesuai dengan conditional approval (CA) atau persetujuan bersyarat yang harus melewati beberapa proses. Dalam hal ini, Rachmat menyinggung kemungkinan marine survey untuk membangun transmisi laut.
"Sekarang di bawah pemerintah Indonesia, tugas kita juga sudah memastikan bahwa semua prosesnya ini baik, tidak ada merugikan untuk kepentingan nasional kita," terangnya.
Baca Juga
Untuk diketahui, pemerintah Singapura baru saja mengumumkan dua perusahaan yang baru direstui oleh Energy Market Authority (EMA) untuk mengimpor listrik dari Indonesia, yaitu TotalEnergies & RGE serta konsorsium Shell Vena Energy.
Perusahaan-perusahaan Singapura tersebut akan memanfaatkan tenaga surya dari Indonesia untuk menghasilkan energi bersih yang akan dipasok ke Singapura. Mereka juga akan memasok tenaga surya PV untuk penggunaan domestik di kompleks industri hijau di Provinsi Riau, Indonesia.
"Jadi nanti ada dua koridor. Jadi, yang dua ini [konsorsium], mungkin harus, dia harus lihat juga nanti kabelnya mau dari mana," tutur Rachmat.
Sebelum itu, terdapat lima perusahaan yang sudah lebih dulu mendapatkan persetujuan impor listrik dari Indonesia, yaitu Pacific Metcoal Solar Energy, Adaro Solar International, EDP Renewables APAC, Venda RE, dan Kepel Energy.
"Jadi kan gini, yang lima ini, dia lebih duluan ya. Itu mungkin verse elektronnya, berjalan 2027 akhir atau 2028. Nah, itu udah, udah ada koridornya kira-kira. Yang baru ini mungkin lebih belakangan 2-3 tahun. Itu supaya tahu koridornya. Masih mau di-study dulu. Belum diputuskan," jelasnya.
Lebih lanjut, Rachmat menyebut, untuk membangun jalur transmisi baru membutuhkan biaya US$2 miliar yang akan dikolaborasikan dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Untuk diketahui, Menteri Tenaga Kerja Singapura Tan See Leng mengungkap bahwa pihaknya akan menambah ekspor listrik hijau dari Indonesia ke Singapura sebanyak 1,4 gigawatt menjadi 3,4 gigawatt yang akan dilakukan oleh tujuh perusahaan tersebut.
"Proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebanyak 1,4 gigawatt dari Indonesia ke Singapura," jelas Tan.